Selamat Datang di Website Kami,

Kami adalah para pecinta bumi dari MANSDA SAVE EARTH CLUB. Anggota kami sementara masih 10 orang dari para guru maupun siswa.
Kami sangat prihatin ketika ambang kehancuran bumi ada di depan mata. Kayaknya kami tidak bisa hanya tinggal diam dan menutup mata pada realitas itu.
Kami peduli, namun kami masih baru melangkah. Namun, kami sangat yakin jejak langkah kami akan semakin jauh untuk menyelematkan bumi.
Anda mau bergabung? Luruskan niat dan tulus.
Save Earth, because We Love Our Earth !!

Salam,
MSEC

Jumat, 19 Desember 2008

Kaimana Deklarasikan Kawasan Konservasi Laut Daerah

Baliho-baliho besar menyambut tamu dipasang di Kabupaten Kaimana. Dari Bandar Udara Kaimana hingga jalan-jalan raya tersebar umbul umbul bergambar ikan Parachelinus sp, yang berwarna kuning dan bergaris ungu dan biru, juga ada baliho raksasa bertuliskan: “Kawasan Konservasi Laut Daerah Meninggalkan Warisan Alam Demi Anak dan Cucu.”
Meskipun, Kabupaten Kaimana adalah sebuah kabupaten yang baru berdiri, namun kesadaran tentang pentingnya konservasi laut, sudah dipahami oleh para petinggi dan pengambil kebijakan di kabupaten baru itu. “Saya sudah lama membayangkan untuk melindungi kawasan laut Kaimana dari kehancuran,” kata Hasan Ahmad, Bupati Kaimana.



Senin, 24 November lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi meresmikan perlindungan laut seluas 597,747 ha ini, disaksikan oleh Gubernur Papua Barat, Bupati Kaimana, Kepala kepala suku di Kaimana, anggota masyarakat serta lembaga swadaya masyarakat International. “Dengan deklarasi ini, Kaimana telah berkontribusi 6 persen dari target pemerintah untuk melindungan laut yang ditargetkan oleh pemerintah,” kata Hasan Ahmad bangga.

Pemerintah Indonesia, menurut Freddy Numberi berkomitmen untuk melindungi 10juta hektar kawasan konservasi laut tahun 2010.

Bupati Hasan Ahmad menceritakan tentang kekhawatirannya terhadap tangkapan ikan yang semakin kurang di perairan laut Kaimana. Harapannya, dengan ditetapkannya kawasan konservasi laut ini, ada peraturan yang dapat menyelamatkan potensi perikanan kawasan itu. “ Kita ingin mengeloloa laut Kaimana dengan dengan prinsip-prinsip konservasi yang ramah lingkungan dan tetap membuka akses bagi nelayan untuk memanfaatkannya secara berkelanjutan. “Program Konservasi tidak melarang masyarakat mengambil dari alam baik darat maupun laut, kawasan ini justru akan melindungi kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat.”

Dalam catatan Conservation International kawasan laut Kabupaten Kaimana merupakan kawasan yang sangat penting yang dapat berfungsi sebagai “bank ikan” di Indonesia. Kawasan yang terletak di Provinsi Papua Barat ini merupakan lokasi cadangan ikan terbesar di Indonesia yang dapat menyuplai ikan ke wilayah lainnya. Hal ini terbukti dari, hasil penelitian yang dilakukan oleh tim Conservation International (CI, 2006) menunjukan bahwa Kaimana memiliki biomassa ikan tertinggi di Asia Tenggara, yaitu sekitar 228 ton/km2. Selain itu juga Kaimana memiliki 959 jenis ikan karang; 471 jenis karang (termasuk 16 jenis baru) dan 28 jenis udang mantis.

Sadar akan hal tersebut, maka Pemerintah Daerah Kaimana bersama masyarakat, dengan bantuan Program Kelautan CI Indonesia, bersepakat untuk menetapkan kawasan laut sepanjang empat mil dari garis pantai pulau terluar menjadi Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD).

Diharapkan, eksistensi KKLD ini nantinya dapat menekan praktek-praktek penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, seperti penggunaan potasium dan bom, pengambilan karang, dan juga penangkapan yang berlebihan dan tidak beraturan.

Kerjasama dengan pihak aparat keamanan juga dilakukan untuk mencegah pengrusakan kawasan ini lebih lanjut. “Dengan potensi yang ada, diharapkan kawasan Laut Kaimana dapat berfungsi sebagai “bank ikan” hingga dapat memberikan “pinjaman” bibit ikan ke daerah sekitarnya seperti Maluku, Bentang Laut Kepala Burung, dll ” ujar Dr. Jatna Supriatna, Regional

Vice President Conservation International Indonsia. Menurut Jatna, upaya konservasi seperti ini sangat baik untuk dicontoh daerah lain guna menjaga ketersediaan ikan. “Kedepan, masyarakat tidak lagi takut kehabisan ikan,” ujarnya. Harapan lain didirikannya KKLD adalah hasil laut dapat memberikan nilai yang optimal untuk kesejahteraan masyarakat yang umumnya nelayan tradisional. Disamping itu, KKLD juga kelak diharapkan dapat mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kabupaten Kaimana.


Read More..

Orang yang Mengerti Menurut Al-Ghazali

“Jadilah Sahabat Bumi”, kata-kata itu mungkin sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita bukan!, banyaknya dampak negatif yang telah terjadi akibat kita sebagai manusia mengabaikan bumi kita. Kita hanya berlaku baik pada bumi ketika kita butuh saja, sebuah pribahasa berbunyi : habis manis sepah dibuang. Kata-kata itu yang tepat kita tujukan kepada kita. Kita menanam pohon-pohon dengan giat, sehingga hutan menjadi rimbun. Ketika sudah rimbun, kita memotongnya sampai habis tanpa tersisa. Setelah itu, kita meninggalkan hutan yang tercinta dalam keadaan tersisa tanah lapang saja. Apalagi penebang-penebang liar yang sering beroprasi di hutan. Mereka dengan mudahnya menebang paru-paru dunia itu, sehinga hutan menjadi gundul. Apakah mereka tidak punya perasaan? Meningalkan hutan dalam keadaan yang mengenaskan. Bahkan mungkin tidak pernah terlintas dalam benak mereka bagaimana keadaan hutan yang mereka tinggalkan setelah mereka habiskan semua kekayaan yang terdapat didalamnya!. Maka dari itu banyak orang menyerukan “Jadilah Sahabat Bumi”.

Bumi adalah sahabat kita, sebagai sahabat kita harus saling mengerti satu sama lain. Dan apabila salah satu dari sahabat itu menghianatinya, maka satunya lagi akan marah terhadap yang menghianati tersebut. Di dalam salah satu kitabnya, Al-Ghazali membagi tipe-tipe orang menjadi empat, diantaranya :

Yang pertama adalah orang yang mengerti dan mengerti kalau dirinya itu mengerti. Ini adalah tipe orang yang sangat ideal. Dan tipe orang seperti ini sangat jarang kita temui di bumi. Khususnya yang berhubungan dengan pelestarian hutan. Saya berharap kepada semua orang. Khususnya orang-orang yang lebih mengerti tentang hal merawat hutan untuk tidak sungkan-sungkan menularkannya kepada orang-orang awam dan untuk melaksanakan apa yang telah dia dapatkan, agar ilmu yang diperolehnya menjadi ilmu yang manfaat.

Yang kedua adalah orang yang mengerti tetapi tidak mengerti kalau dirinya itu mengerti. Tipe ini adalah tipe orang yang sering kita temui. Orang-orang berbondong-bondong dekolah setinggi-tingginya, tetapi sesudahnya mereka lulus, sedikit sekali orang yang bertambah menrti secara utuh tentang hakekat dai dia mencari ilmu. Banyak sarjana-sarjana lulusan perhutanan yang sangat pandai, tetapi juga pandai menebangi pohon-pohon di hutan. banyak juga orang-orang kaya, yang tidak mengerti akan memanfaatkan kekayaannya untuk apa? Untuk menjadi bos-bos dari para penebang liar?

Yang ketiga adalah orang yang tidak mengerti dan mengerti kalau dirinya tidak mengerti. Tipe ini sangat cocok sekali bagi para pelajar. Pelajar memulai dari ketidaktahuan, maka dari itu dia datang ke sekolah untuk merubah ketidaktahuannya itu menjadi suatu pemahaman tersendiri bagi dirinya masing-masing. Dan dibantu oleh orang-orang yang sangat luhur dan lebih mengerti darinya yaitu guru. Yang diharapkan anak-anak sekarang dapat merubah bumi yang sudah tak bersahabat lagi ini menjadi indah dan asri lagi.

Yang ke empat adalah orang yang tidak mengerti dan tidak mengerti kalau dirinya tidak mengerti. Ini adalah tipe orang yang paling buruk. Dan semoga pembaca bukan orang-orang tipe ini. Orang tipe ini adalah orang-orang acuh terhadap lingkungannya, tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi disekitarnya. Yang ada dibenaknya cuma terdapat hura-hura, dan bagaimana cara memuaskan nafsu, dan ambisi mereka, meskipun menggunakan cara yang tidak halal. Tipe ini juga adalah tipe orang-orang yang paling sering kita temui di masyarakat.

Sekarang, masa depan bumi kita ada di tangan kita masing-masing. Kalian sekarang bisa memilih, apakah kalian ingin menjadi orang tipe kedua atau keempat yang telah menghianati sahabat kita yang tercinta (bumi), yang suka merusak dan acuh terhadap bumi. Ataukah mau menjadi orang tipe pertama atau yang ketiga yang telah menjadi sahabat sejati dari bumi. Itu semua tergantung pilihan kita…..
Read More..

Kamis, 18 Desember 2008

Sekilas Tentang PLTS

Manfaat PLTS:

- Tidak memerlukan bahan bakar minyak (BBM), hanya menggunakan sinar matahari yang gratis, sehingga dapat dimanfaatkan didaerah terpencil.

- Dipasang secara individual (satu rumah satu system) sehingga jika rumah berjauhan sekalipun tidak memerlukan jaringan kabel distribusi, dan gangguan pada satu system tidak mengganggu system lainnya.

PLTS dilihat dari Perspektif Gender

Target Konsumen PLTS: Masyarakat didaerah yang belum Dilayani Listrik PLN. Umumnya rumah terpencil, pendapatan rendah, kondisi infrastruktur minim, penerangan dengan Lampu minyak tanah.

Target dari PLTS :

  • Meningkatkan Kualitas hidup masyarakat.

  • Memberikan penerangan (lampu), dg kualitas lebih baik, sehingga jam belajar dan beraktifitas lebih panjang.

  • Membukakan akses pada informasi (radio, TV, internet).

  • Memberikan akses pada sumber air minum dan pertanian (surya untuk pompa air).

  • Menciptakan bisnis baru didesa (jadi distributor/service center yang mampu dilakukan oleh Koperasi Wanita/Nelayan/Tani/Desa), LSM dll.

  • Menciptakan Lapangan Kerja di desa (penjualan dan service center memerlukan banyak tenaga lokal).

  • Menciptakan Tenaga Teknisi di desa.






Read More..

Cara Kerja Sistem PLTS

Cara kerja sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan menggunakan Grid-Connected panel sel surya Photovoltaic untuk perumahan : .

Modul sel surya Photovoltaic merubah energi surya menjadi arus listrik DC. Arus listrik DC yang dihasilkan ini akan dialirkan melalui suatu inverter (pengatur tenaga) yang merubahnya menjadi arus listrik AC, dan juga dengan otomatis akan mengatur seluruh sistem. Listrik AC akan didistribusikan melalui suatu panel distribusi indoor yang akan mengalirkan listrik sesuai yang dibutuhkan peralatan listrik. Besar dan biaya konsumsi listrik yang dipakai di rumah akan diukur oleh suatu Watt-Hour Meters.

Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi.

Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan.

Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya.

Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive transparan yang melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan. Material anti-refleksi untuk menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang dipantulkan. Semi-konduktor P-type dan N-type (terbuat dari campuran Silikon) untuk menghasilkan medan listrik, saluran awal dan saluran akhir (tebuat dari logam tipis) untuk mengirim elektron ke perabot listrik.

Cara kerja sel surya sendiri sebenarnya identik dengan piranti semikonduktor dioda. Ketika cahaya bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-konduktor, terjadi pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh perjalanan menuju bahan semi-konduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya tolakan antar bahan semi-konduktor, menyebabkan aliran medan listrik. Itu menyebabkan elektron dapat disalurkan ke saluran awal dan akhir untuk digunakan pada perabot listrik.





Read More..

Bumi Yang Semakin Memprihatinkan

Kalau kita lihat bersama, kondisi bumi kita semakin lama semakin mengenaskan. Mengapa ? Itu disebabka karena tercemarnya lingkungan dari efek rumah kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam, rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi itu rata-rata akibat dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara dan lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari fosil tidak dapat diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non-fosil. Bisa dikatakan bahwa bahan bakar merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaruhi.

Dengan kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat energi merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya adalah dengan hemat bahan bakar, dan menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui seperti tenaga angin, tenaga air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan lainnya. Dunia pun sudah mulai merubah tren produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas.

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena dapat digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar, pabrik, perumahan, dan lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa dampak buruk terhadap lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya.Di negara-negara industri maju seperti Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa dengan bantuan subsidi dari pemerintah telah diluncurkan program-program untuk memasyarakatkan listrik tenaga surya ini. Tidak itu saja di negara-negara sedang berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian sumber energi yang dapat diperbaharui ini terus dilakukan. Untuk lebih mengetahui apa itu pembangkit listrik tenaga surya atau kami singkat dengan PLTS maka dalam tulisan ini akan dijelaskan secara singkat komponen-komponen yang membentuk PLTS, sistim kelistrikan tenaga surya dan trend teknologi yang ada.





Read More..

Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida

Beberapa waktu yang lalu Joko WT menuliskan beberapa tulisan tentang pembangkit listrik mandiri (Swadaya Listrik). Nah, Acara televisi MetroTV dalam acaranya IptekTalk mengetengahkan pembangkit listrik tenaga hibrida, yaitu dengan menggunakan gabungan sel surya (solar cell) dengan generator diesel. Uniknya, PLTH ini telah dibangun di 25 lokasi tersebar di Indonesia.

Sesuai dengan namanya, yaitu PLTH, maka untuk membangkitkan listrik digunakan lebih dari 1 macam pembangkit. Tetapi yang agak berbeda adalah kombinasi ini menggabungkan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) dengan yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable). Dalam talk show tersebut sumber energi renewable diwakili oleh sel surya sedangkan yang unrenewable diwakili oleh diesel yang menggunakan bahan bakar solar.

Dari pembicaraan tersebut, di salah satu PLTH, ditengarai sel surya sanggup menghasilkan 40 KW sedangkan diesel dapat menghasilkan 125 KW. Tampak bahwa sumber energi yang terbesar masih dihasilkan oleh diesel. Sel surya yang mengambil energi dari matahari ini hanya dapat menghasilkan listrik ketika ada matahari, yaitu pagi sampai sore. Syukurlah bahwa beban puncak penggunaan listrik adalah malam hari. Sedangkan listrik yang dihasilkan sel surya disimpan di baterai sehingga dapat dipergunakan malam harinya.

Tapi memang beban puncak melebihi kemampuan pembangkitan listrik sehingga kekurangan disuplai oleh diesel. Jadi diesel baru akan bekerja ketika beban puncak yang biasanya malam hari. Dan karena diesel tidak bekerja full-time, maka efisiensinya naik. Umur pakai diesel jadi lebih panjang, yaitu mencapai 10 tahun.

Memang operasional diesel lebih mahal walau pun investasi atau pengadaannya relatif lebih murah. Sedangkan sel surya lebih mahal pengadaannya walau pun biaya operasional amat-sangat murah. Tercatat dari pembicaraan kemarin, biaya pengadaan sel surya mencapai USD 4/W. Jadi kalau mau membangkitkan daya 40 KW, maka diperlukan dana 40,000 x USD 4 = USD 160,000. Wuih sobat, mahal amat yaaaaaa?




Read More..

Mencegah banjir dimusim hujan

Hujan turun banjir pun datang, begitulah fenomena yang kini terjadi di beberapa daerah di negeri kita ini. Setiap musim hujan tiba, banyak orang selalu khawatir akan datangnya banjir. Banjir di musim hujan dan kekeringan air di musim kemarau menjadi masalah yang serius dari tahun ke tahun. Banjir menjadi agenda tahunan bagi warga yang tinggal didaerah pinggiran sungai. Namun jangan heran, dataran yang jauh dari sungai pun kini sudah tidak luput dari banjir. Akhir-akhir ini, banjir tidak lagi terjadi di daerah pinggiran sungai saja, namun banjir terjadi juga di daerah dataran tinggi. Hal ini terjadi karena tanah sudah kehilangan fungsinya dalam menyerap air, akibat dari maraknya penebangan hutan dan pembangungan gedung dan perumahan yang tidak ramah lingkungan.

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan agar dapat mengurangi banjir tahunan, yaitu dengan menanam banyak pepohonan agar air hujan tidak langsung mengalir ke sungai, tetapi tertahan pada akar pepohonan. Kandungan air pada akar pepohonan akan berfungsi sebagai reservoir di musim kemarau.

Mengolah sampah dengan benar. Tidak membuang sampah ke sungai atau ke jalanan, juga dapat mengurangi bahaya banjir. Jika sampah dibuang sembarangan, sampah dapat menyumbat saluran-saluran air yang ada dan mengakibatkan banjir saat hujan datang.

Mencegah banjir dengan membuat sumur resapan adalah cara yang terbaik untuk daerah perkotaan. DKI Jakarta sudah menerapkan kewajiban bagi warganya untuk membuat sumur resapan melalui SK Gubernur DKI nomor 17 Tahun 1992, yang telah dijadikan Perda no. 17/1996, isinya mewajibkan warga Jakarta mebuat sumur resapan. Namun karena biaya pembuatan yang cukup mahal, maka kebanyakan warga DKI tidak melaksanakan aturan perda tersebut. Itu salah satu sebab mengapa banjir selalu terjadi dan semakin parah saja setiap tahunnya.

Kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam menanggulangi banjir sangat memegang peranan penting. Kurangnya kepedulian warga dan lemahnya peran pemerintahan menjalankan peraturan yang ada, memicu masalah banjir semakin buruk dari tahun ke tahun.

Pembangunan banjir kanal didaerah Timur dan Barat DKI Jakarta diharapkan akan mengurangi terjadinya banjir dimasa mendatang. Namun pembangunan kanal tersebut tidak menjamin bahwa banjir tidak akan terjadi. Kepedulian warga tetap memegang peranan penting dalam mencegah banjir. Tanpa ada partisipasi masyarakat secara luas, banjir sudah dipastikan akan datang kembali.

Salah satu cara terbaru, dengan biaya cukup murah, untuk mengatasi banjir ini adalah dengan mebuat lubang resapan Biopori di dalam tanah. Metode Biopori ditemukan oleh Ir. Kamir Raziudin Brata MSc, peneliti dan dosen Department Limu Tanah dan Sumber Daya Alam IPB tahun 1976. Sebelum disosialisasikan ke masyarakat, ia sudah memakainya selama 20 tahun lebih di lingkungan rumahnya.

Biopori sendiri merupakan pori-pori berbentuk lubang (terowongan) yang terbentuk oleh aktivitas organisme tanah dan pengakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah, dimana rongga-rongga tersebut akan terisi udara yang menjadi saluran air untuk meresap ke dalam tanah.

Bila lubang-lubang seperti ini dibuat dalam jumlah yang banyak, maka kemampuan dari sebidang tanah untuk meresapkan air akan meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah. Dengan kata lain akan mengurangi banjir yang mungkin akan terjadi. Karena air dapat diserap langsung ke dalam tanah.

Cara ini boleh dibilang murah dan mudah dibuat dibandingkan dengan membuat sumur resapan yang memerlukan lahan luas dan biaya bahan yang cukup besar. Lubang Biopori bisa dibuat dimana saja gedung perkantoran, taman dan kebun, pelataran parkir, halaman rumah terutama di sekitar rumah yang berlahan sempit sekalipun, dan juga bisa dibuat di dasar parit. Dengan alat yang sederhana, pembuatan lubang biopori ini dapat dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga juga.




Read More..

Kincir Angin

Kincir angin adalah teknologi energi yang paling cepat perkembangannya di dunia. Kapasitas instalasi global berkembang dari 2500 megawatt (MW) pada tahun 1992, menjadi 40.000 MW pada akhir 2003, dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 30%. Hampir tiga perempat kapasitas instalasi energi angin kini berada di Eropa. Saat ini, energi ini telah memenuhi kebutuhan listrik 35 juta rumah tangga Eropa.

Ketertarikan terhadap energi angin semakin berkembang karena sebagian masyarakat semakin sadar tentang perlunya pengembangan energi yang bersih dan berkelanjutan di masa depan. Delapan puluh persen penduduk, sangat mendukung penggunaan sumber energi yang dapat diperbarui.

Pengembangan energi alternatif dimulai pada 1970-an saat terjadi krisis energi dunia. Di Jerman sendiri, peraturan Penyediaan Listrik tahun 1990 merupakan awal digalakkannya energi angin. Peraturan ini kemudian diperbarui menjadi Peraturan Tahun 2000, tentang pembangunan pembangkit energi yang hendaknya menggunakan sumber energi yang dapat diperbarui.

Dengan jumlah kincir angin sejumlah 14.000 buah, dan dengan kapasitas listrik lebih dari 12.000 MW, Jerman kini merupakan negeri kincir angin utama dunia. Seluruh kincir angin itu rata-rata menghasilkan 31,5 Twh listrik per tahun. Jumlah ini memenuhi sekitar 5 persen kebutuhan listrik di seluruh negeri, dan cenderung meningkat. Pemerintah merencanakan, pengunaan sumber energi yang dapat diperbarui mencapai 12,5 % pada 2010 dan bahkan 20% pada 2020.

Selain sebagai penghasil kincir angin terbesar, Jerman juga merupakan pasar kincir angin terbesar di dunia. Produksi kincir angin pada 2004 mencapai setengah dari produksi dunia, dengan kuota ekspor sebesar 59 %.

Penggunaan angin sebagai sumber energi memiliki setidaknya dua keuntungan. Dari segi ekonomi, sumber energi ini mampu megurangi penggunaan bahan bakar minyak, serta menciptakan lapangan pekerjaan baru di bidang pembuatan dan pemeliharaan kincir angin, serta distribusinya. Di Jerman, omset industri energi angin mencapai 4 milliar Euro, dan merupakan mata pencarian dari 60.000 orang. Di bidang lingkungan hidup, energi angin sangat ideal karena tidak menghasilkan polusi, tak memerlukan bahan bakar, tak menimbulkan efek rumah kaca, serta tak menghasilkan zat berbahaya dan sampah radioaktif. Setiap megawatt listrik yang dihasilkan kincir angin, mengurangi emisi 0,8 hingga 0,9 ton gas rumah kaca yang dihasilkan minyak dan batubara setiap tahunnya. Lahan yang dibutuhkan pun tak terlalu luas.

Angin merupakan sumber energi potensial di masa depan ketika bahan bakar tradisional dari fosil semakin menipis, dan biaya penanggulangan polusi terhadap lingkungan semakin besar. Sistem energi masa depan akan dipicu oleh isu lingkungan, pembangunan ekonomi, pelaksanaan pembangunan, dan liberalisasi pasar. Dan selama dua dekade perkembangannya, energi angin mampu menunjukkan bahwa dialah salah satu energi masa di depan.




Read More..

Indonesia Kaya Tenaga Surya

Melimpahnya tenaga surya yang merata dan dapat ditangkap di seluruh kepulauan Indonesia hampir sepanjang tahun sebenarnya merupakan sumber energi listrik yang sangat potensial. Sumber ini sebenarnya juga merupakan energi alternatif jika pada satu saat nanti krisis energi mulai melanda Indonesia.

"Suatu keengganan untuk memfaatkan tenaga surya secara maksimal di Indonesia mungkin karena tenaga surya tidak memiliki nilai bisnis yang tinggi dibanding dengan pemanfaatan energi listrik oleh PLN yang selama ini yang banyak memanfaatkan energi non matahari bahkan akan digunakan tenaga nuklir.

Kecenderungan membesarnya porsi energi listrik yang terjual ini untuk industri semakin nampak. Yaitu dutunjukkan oleh terdaftarnya belasan Perusahaan Konsumen Besar (PKB) pada PLTU Paiton yang akan merupakan 45% dari total daya terpasang PLTU Paiton.

Ditekankan, Indonesia termasuk negara yang boros energi pada tahun 1990. Untuk menghasilkan pendapatan nasional kotor (GNP) 1 juta dolar AS, Indonesia membutuhkan energi hampir dua kali lipat yang dibutuhkan Jepang. Dengan cadangan energi yang dipunyai Indonesia saat ini, terutama dari minyak bumi, tingkat konsumsi seperti itu tentu saja akan mempercepat Indonesia menjadi negara importir energi. Oleh karena itu, upaya konservasi energi listrik di industri harus segera direalisir menjadi tindakan yang konkret dan menjadi komitmen bersama.

Dengan kondisi ini nampaknya pembangkit tenaga listrik dengan tenaga matahari belum dapat bersaing dengan pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil. Namun demikian pembangkit listrik tenaga matahari ini merupakan pembangkit tenaga listrik yang bersih dan tidak menyebabkan polusi. Keunggulan yang lain, keluaran yang tidak konstan dari solar panel hanya sesuai untuk beberapa pemakaian seperti untuk pemompaan air.

Dengan demikian melimpah ruahnya tenaga matahari yang terus memancar di seluruh Indonesia tak perlu menimbulkan rasa khawatir bahwa Indonesia akan kehabisan energi listrik dan harus mengimpor dari negara lain. Persediaan alamiah energi panas matahari yang sustainable telah lebih dari cukup jika dimanfaatkan secara maksimal.




Read More..

Beberapa Aplikasi Solarcell

E-V Sunny adalah sepeda dengan tenaga listrik yang berasal dari energi surya. Sepeda ini memiliki mesin 500 watt dan dapat mencapai kecepatan sekitar 28 km/jam Roda sepeda ini memiliki solar cell untuk menangkap tenaga matahari, yang kemudian diubah menjadi tenaga listrik untuk menggerakkan roda depannya.

Googleplex, kantor pusat Google di California TELAH memasang sistim listrik tenaga solar yang merupakan terbesar di seluruh perusahaan yang ada di Amerika. Dengan kapasitas sampai dengan 1,6 megawatts (sama dengan rata-rata daya listrik yang dibutuhkan 1.000 rumah tangga di Amerika) maka Google dapat menghemat biaya tagihan listrik sampai dengan 30%. Terlepas berapa banyak uang yang bisa dihemat tetapi ini merupakan salah satu langkah Google untuk menjadikan lingkungan lebih hijau.




Read More..

Warung Listrik Tenaga Matahari

Warung Listrik Tenaga Matahari (Warlista) Garut, mampu memasok kebutuhan akan listrik di pedesaan tersebut. Dengan perangkat listrik tenaga matahari berupa panel penerima sinar matahari, sebuah alat regulator atau controller, serta alat penyimpan energi (power bank) masyarakat dapat menggunakannya dengan mudah tanpa instalasi yang ribet.

Investasi yang ditanamkan pemakai juga tak terlalu mahal. Hanya dengan bermodalkan Rp 3,8 juta hingga Rp 4,5 juta masyarakat dapat memasang perangkat energi listrik tenaga matahari tersebut. Para pengusaha perangkat listrik tenaga matahari ini, bahkan memberi keringanan untuk masyarakat yang tak mampu dengan memberikan fasilitas cicilan hingga beberapa tahun.

Yang membuat mahal perangkat tersebut hanyalah panel penerima sinar photon (satuan energi dalam cahaya) matahari yang langsung diimpor dari Spanyol dan bila di Indonesia hanya bisa dibuat oleh ITB dan LEN (Lembaga Elektronik Nasional). Sementara itu, perangkat lainnya bisa dirakit sendiri di sini tanpa membutuhkan biaya yang cukup besar.

Sebuah panel yang agak mahal itu dapat digunakan setiap hari dan dapat berfungsi bertahun-tahun asalkan saja tak pecah. Banyak bandar sayuran maupun pengusaha di pedesaan di wilayah Garut selatan telah menggunakan perangkat ini karena dirasa cukup efektif. Dari perangkat termurah dapat dihasilkan listrik sebesar 200 watt/jam, sedangkan yang termahal dapat dihasilkan arus listrik lebih dari 600 watt/jam. Bagi masyarakat pedesaan yang sama sekali belum tersentuh listrik, akan sangat mudah menggunakan perangkat ini serta harus pandai-pandai mengatur pemakaian listrik dengan perhitungan yang cermat.

Listrik yang tersimpan dalam aki (accu) dapat diisi tiap hari seperti halnya sebuah aki mobil. Sementara itu, panel penerap sinar matahari dapat digunakan walau cuaca mendung sekalipun. Bila diperhitungkan dalam bentuk persentase, sinar matahari yang terik dikategorikan dalam angka 100% dan cuaca yang sangat mendung masuk kategori 75%. Jika saja matahari bersinar terik, proses pengisian aki dapat dilakukan dalam waktu 4 jam, sedangkan cuaca yang sangat mendung mencapai 4,5 jam. Memang cukup efisien, terlihat dengan tingginya angka penjualan di daerah ini dibandingkan wilayah Jabar lainnya.

Sistem pemasaran yang dilakukan pun terlihat unik, yaitu dipasarkan paling gencar saat musim panen. Bulan Februari yang biasanya dilakukan panen raya, Juli yang merupakan panen kedua, serta panen cengkih yang biasa dilakukan Agustus adalah bulan-bulan pendekatan pemasaran teknologi tersebut.

Uniknya, karena arus yang dihasilkan berupa arus DC, bukan AC seperti yang terdapat pada arus listrik PLN, maka peralatan yang digunakan pun berbeda dengan peralatan listrik yang berada di pasaran. Untuk beberapa perangkat yang menggunakan arus AC, arus DC yang dihasilkan dari aki dapat diubah melalui sebuah inverter menjadi AC dan perangkat elektronik berarus AC tersebut dapat digunakan dengan normal.

Selain itu, terdapat keuntungan lain yaitu masyarakat dapat membuat sendiri lampu yang digunakan untuk penerangan dengan merakit sendiri. Kalau saja mereka membeli lampu DC tersebut dari toko, harganya bisa mencapai Rp 100 ribu per buah. Namun, kalau membeli dari hasil rakitan masyarakat maka harganya jauh lebih murah yaitu mencapai Rp 30 ribu saja per buah.

Berbeda dengan pelanggan PLN, tentu saja para pemakai energi listrik tenaga matahari ini tak usah antre membayar rekening bulanan. Para pengguna listrik energi matahari ini tinggal ongkang-ongkang kaki saja dan menikmati terangnya listrik tanpa harus waswas dengan tagihan yang membengkak tiap bulannya. Alternatif yang cukup menarik. Anda berminat?




Read More..

Briket Tandan Sawit Alternatif Pengganti BBM

Medan (ANTARA News)- Briket tandan kosong kelapa sawit yang memiliki nilai bakar standar bahan bakar yakni di atas 5000/kal/gr dapat dipakai sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah. Briket yang diteliti Arganda Mulia, mahasiswa program pasca sarjana teknik kimia Universitas Sumatera Utara (USU) itu telah memiliki syarat sebagai bahan bakar dan telah melewati pengujian kadar CO x, NO x dan SO x.

Briket tandan kosong kelapa sawit ini didesain memiliki bentuk selinder mirip kaleng susu, berwarna hitam dengan ketinggian rata-rata 8 Cm, kata Arganda Mulia kepada ANTARA News di Medan. Dikatakannya, briket ini diolah dari serbuk-serbuk tandan kelapa sawit yang telah dihaluskan, dicetak di suatu percetakan dengan bantuan perekat organik yang memperkuat ikatan-ikatan antar molekul serbuk briket. Kemudian briket dikeringkan agar permukaan briket menjadi lebih kuat, ujarnya.

Sebagai bahan bakar, faktor keamanan bagi lingkungan turut diperhatikan. Menurut dia, briket tandan kelapa sawit ini telah melewati beberapa pengujian standar yang biasa dilakukan terhadap bahan bakar umumnya. Misalnya pengujian kadar gas nitrogen, kadar karbon monoksida, kadar gas sulfur dan hasil yang diperoleh masih dalam batas ambang kewajaran yang aman bagi lingkungan, katanya.

Selain itu dia juga mengatakan, faktor ekonomis benar-benar menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahan baku briket. Briket juga dapat dibuat dari sampah, rumput, ilalang, cangkang kelapa sawit dan masih banyak bahan-bahan organik lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar briket terutama yang merupakan bahan organik.

Dikatakannya, briket tandan kelapa sawit ini masih dalam pengembangan skala laboratorium. Meskipun demikian, apabila pemerintah serius mensosialisasikan briket tandan kelapa sawit ini, produksi secara industri dapat terwujud dan kebutuhan pasok energi pengganti minyak dapat dikurangi.

Harga briket ini juga relatif lebih murah dibanding minyak tanah, meskipun briket tandan kelapa sawit ini belum dipasarkan secara bebas dan diperjual belikan secara komersial. Namun usaha ke sana terus dilakukan mengingat pertimbangan semakin berkurangnya sumber-sumber energi pada masa depan. Sehubungan itu perlu kerja keras untuk menemukan sumber-sumber energi baru untuk generasi penerus bangsa.




Read More..

Blue Energy Berbahan Dasar Air

Tak banyak yang tahu, penemu bahan bakar blue energy yang sedang dikampanyekan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) ternyata berasal dari Nganjuk. Dia adalah Joko Suprapto, warga Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso. Kemarin, tim uji coba kendaraan berbahan bakar tersebut mengunjunginya. Mereka dipimpin staf khusus Presiden SBY, Heru Lelono. Rombongan itu dalam perjalanan dari Cikeas, Bogor menuju Nusa Dua, Bali, tempat digelarnya United Nation Framework Conference on Climate Change (UNFCCC) 2007.

"Luar biasa loch!”. Ini mobil Mazda Six punya Patwal Mabes (Polri) yang bisa berkecepatan 240 kilometer per jam ini kami coba lari 180 kilometer per jam tanpa ada persoalan. Jadi, moga-moga apa yang kita uji coba ini benar-benar bermanfaat. Insya Allah," ujar Heru begitu turun dari Ford Ranger B 9648 TJ.

Untuk membuktikannya, pertemuan kemarin berlangsung di salah satu hotel di Nganjuk. Rombongan Heru tiba sekitar pukul 09.00. Mereka mengendarai lima unit kendaraan untuk menguji bahan bakar berbahan dasar air tersebut. Yakni, dua pikap double cabin Ford Ranger, satu sedan Mazda , satu bus, dan satu truk pengangkut blue energy.

Sebelumnya, rombongan dilepas oleh Presiden SBY, Minggu lalu, dari kediaman pribadinya di Cikeas, Bogor . Rencananya, blue energy itu juga akan dipamerkan kepada dunia dalam UNCFCCC atau Konferensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim di Nusa Dua, Bali .

“Cayo Indonesiaku”. "Kita ingin membuktikan kepada dunia internasional bahwa kita bukan bangsa kere yang terombang-ambing harga minyak dunia. Bangsa Indonesia bisa menemukan bahanbakar sendiri," tandas Heru bangga. Kepada puluhan wartawan yang sejak pagi menunggu kedatangan rombongan, Heru mengungkapkan bahwa bahan bakar hasil penelitian belasan tahun Joko itu sangat irit. "Sekitar satu lima belas (1 liter dibanding 15 kilometer, Red). Tadi kami mencatat, untuk menempuh 374,5 kilometer, hanya butuh 25 liter," tutur staf khusus Presiden bidang otonomi daerah itu.

Selain hemat dan mampu meningkatkan performa kendaraan, lanjut Heru, keunggulan bahan bakar tersebut adalah rendahnya emisi karbon yang dihasilkan. Ini sesuai dengan pesan UNFCCC yang digelar 3-14 Desember mendatang. "Sudah dicoba sendiri oleh Bapak Presiden. Beliau kemarin sempat duduk di belakang knalpot bus ini sambil menciumi asapnya. Paspampres (pasukan pengamanan presiden) sempat kerepotan takut Presiden karacunan, tapi tidak. Coba saja," tantangnya.

Penasaran, Wakil Bupati Nganjuk Djaelani Ishaq yang kemarin ikut menyambut kedatangan rombongan langsung mencoba mencium asap dari moncong knalpot bus. "Sama sekali tidak ada baunya," kata Djaelani setelah berkali-kali setelah mengisap asap tersebut. Ditemani Joko, Heru kemarin juga mengungkapkan bahwa untuk memakai blue energy, mesin tidak perlu dimodifikasi. "Sama sekali tidak perlu ada modifikasi apa-apa. Ini kami bawa mobil berlainan tahun, semua bisa pakai," tandasnya. Bahkan, lanjut Heru, ada yang sebelumnya menggunakan solar dan di tengah jalan langsung diganti 100 persen dengan blue energy. "Mobilnya malah semakin tidak ada getaran," lanjutnya bangga. Sementara itu, Joko Suprapto yang selama ini terkesan misterius soal kedekatannya dengan SBY, kemarin mulai blak-blakan. Terutama soal aktivitasnya sebagai peneliti dan penemu blue energy. Dia bahkan sempat sedikit membeber teknologi yang mulai ditelitinya sejak 2001.

"Intinya adalah pemecahan molekul air menjadi H plus dan O2 min. Ada katalis dan proses-proses sampai menjadi bahan bakar dengan rangkaian karbon tertentu," terang peneliti yang mengaku banyak mengambil ide dari Alquran itu. Untuk mesin dengan bahan bakar premium, solar, premix, hingga avtur, Joko mengaku telah menyiapkan bahan bakar pengganti sesuai dengan mesinnya. "Tinggal mengatur jumlah rangkaian karbonnya. Mau untuk mesin bensin, solar, sampai avtur ya sudah ada," kata ayah enam anak itu. Yang menarik, bahan dasar air yang digunakan adalah air laut. "Kalau air tanah bisa menyedot ribuan atau jutaan meter kubik. Kasihan masyarakat, paling bagus nanti bahannya air laut," terang pria yang selalu menyembunyikan identitasnya, termasuk almamater tempatnya meraih gelar insinyur, itu.




Read More..

Energi Matahari

“Kalian tahu nggak”. “Mang tahu apa?”. Energi matahari merupakan energi yang utama loch bagi kehidupan di bumi ini. Berbagai jenis energi, baik yang terbarukan maupun tak-terbarukan merupakan bentuk turunan dari energi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Energi yang merupakan turunan dari energi matahari misalnya:

  • Energi angin yang timbul akibat adanya perbedan suhu dan tekanan satu tempat dengan tempat lain sebagai efek energi panas matahari.

  • Energi air karena adanya siklus hidrologi akibat dari energi panas matahari yang mengenai bumi.

  • Energi biomassa karena adanya fotosintesis dari tumbuhan yang notabene menggunakan energi matahari.

  • Energi gelombang laut yang muncul akibat energi angin.

  • Energi fosil yang merupakan bentuk lain dari energi biomassa yang telah mengalami proses selama berjuta-juta tahun.

Selain itu energi panas matahari juga berperan penting dalam menjaga kehidupan di bumi ini. Tanpa adanya energi panas dari matahari maka seluruh kehidupan di muka bumi ini pasti akan musnah karena permukaan bumi akan sangat dingin dan tidak ada makluk yang sanggup hidup di bumi.





Read More..

Ya ! Banjir Lagi !

oleh : Naufal

Banjir di Jakarta tak cuma disebabkan hujan, tetapi yang lebih tepat adalah disebabkan oleh kesewenangan manusia. Warga seenaknya membuang sampah, dan tidak mau membuang sampah pada tempatnya. Malahan mereka sering membuang sampah ke saluran air atau sungai. “Kan jadi kotor!” Aparat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta semaunya kasih izin mendirikan bangunan tanpa memikir kesediaan lahan untuk meresap air. Di zaman 2008 ini para rakyat yang tertindas mengistilakan bahwa “Uang adalah segalanya”. Kalau kita lihat bersama, istilah itu berguna untuk orang yang memiliki banyak uang. Mereka dengan leluasa membangun apa yang mereka inginkan tanpa memperhatikan dampak dari ulahnya itu. Dasar orang kaya, maunya menang sendiri. Betul nggak ?

Perlu kita ketahui bersama bahwa banjir telah menenggelamkan banyak daerah di Indonesia saat ini. Bahkan kini banjir tidak bisa lagi ditangani dengan cara-cara normal. Misalnya, hanya dengan mengantisipasi turunnya hujan. Menguras saluran air yang mampet. Yang paling rutin adalah bergotong royong mengeruk sungai yang dangkal akibat tumpukan sampah dan sejenisnya.

Ada dua masalah besar penyebab banjir besar yang menjadi ancaman setiap tahun .

Pertama.

Curah hujan yang di luar ukuran normal.

Menurut perkiraan banyak analis iklim, hal itu disebabkan terjadinya perubahan iklim global, sehingga perlu menyadarkan masyarakat dan pemerintah negara-negara di dunia melalui konferensi PBB tentang perubahan iklim global di Bali, Desember lalu.

Karena perubahan iklim global ini, juga karena ulah kita umat manusia yang rakus dan tamak mengeksploitasi sumber daya alam. Sehingga perkiraan cuaca, terutama mengenai curah hujan dan angin, tidak bisa diperkirakan dengan akurat lagi. Akibatnya, tidak banyak antisipasi yang bisa dilakukan, baik untuk mengantisipasi banjir maupun untuk mengonsolidasi penyelamatan dini. Situasi kini menjadi lebih buruk karena kita dikenal sebagai bangsa yang cuek bin acuh terhadap ancaman buruk kerusakan lingkungan.

Kedua.

Dampak buruk dari perubahan iklim global, semakin menjadi-jadi karena kesembronoan dalam memilih strategi pembangunan fisik, tata ruang, dan pengelolaan sistem lingkungan. Dalam contoh banjir di Jakarta dan sekitarnya yang tiap tahun makin luas dan makin parah.

Kalau rakyat disuruh berkomentar, mereka banyak yang sepakat hal itu disebabkan buruknya pembangunan fisik serta penataan Jakarta dan sekitarnya. Tapi kenyataannya rakyat takut untuk memberikan komentar mereka. Itu disebabkan karena mereka menganggap ide-ide mereka tidak akan diperhatikan. Pembangunan gedung baru yang modern terus berlanjut dengan akselerasi yang sulit dikendalikan tanpa memperhatikan area resapan air dan tatanan kota yang tidak sesuai dengan tata ruang perkotaan yang aman. Daerah resapan air di dataran tinggi bukan hanya tidak dilindungi, melainkan justru dieksploitasi dengan amat buruk. Sehingga air yang jatuh dari langit dengan volume tinggi praktis sebagian besar tidak diresap oleh bumi. Air hujan itu justru bergumul menjadi bah dan banjir besar (longsor).

Banjir pun menjadi bencana yang meminta banyak korban karena juga tak diartikulasikan melalui sistem pengaliran air, penampungan bah, serta drainase yang memadai dan fungsional. Karena itu, mustahil ke depan kota besar seperti Jakarta mampu mengatasi bencana banjir jika sikap, antisipasi, dan penanganan masalah tersebut hanya berputar-putar pada hal-hal yang konvensional. “Ya, saya setuju!” Contohnya mereka hanya memberbanyak tenaga bantuan bencana. Hanya memperbanyak perahu-perahu pengungsi. Hanya menyediakan tempat mengungsi. Hanya menyediakan obat-obatan, makanan, dan pakaian. Meskipun mereka telah berusaha, saya sebagai penulis mengatakan tidak. Mengapa begitu? Tanya Kenapa? Itu disebabkan karena mereka hanya berupaya untuk menyelamatkan agar tidak ada korban akibar banjir. Mereka tidak memikirkan bagaimana cara mengubah Jakarta supaya tidak banjir lagi. Kalau dipikir secara logika, kita akan berkata,”Jakarta ja banjir, apalagi kota-kota lain” Loh koq melenceng dari judul. Ya kita kembali ke bacaan aja ya! Nggak marah kan?

Upaya tersebut sama sekali tidak menjadi usaha yang berarti untuk menghadang atau meminimalkan bencana banjir, selama tidak disertai gerakan revolusioner serta terobosan terbaru dalam penataan lingkungan, pembangunan fisik perkotaan, menghentikan eksploitasi sumber daya alam, menghentikan perusakan sistematis dataran tinggi yang menjadi penyangga sistem topografi, serta menyelamatkan kawasan resapan air di daerah hulu. Dengan membaca artikel ini semoga dapat mendorong kita semua terutama pihak yang terlibat. Untuk apa? Yaitu untuk menjadikan kota yang menjadi tempat kelahiran kita bebas banjir. Ya…… Perlu disadari bahwa ini adalah pr yang berat loh bagi pemerintah dan pihak-pihak yang terlibat. Kita sebagai rakyat Indonesia hanya bisa mendoakan agar pemerintah dapat menyelesikan masalah-masalah yang dihadapinya terutama masalah banjir. Amin!






Read More..

Sabtu, 13 Desember 2008

Pengertian tentang Penataan Ruang, Wilayah Pesisir, dan Pemanasan Global, serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

1.Berdasarkan UU No.24/1992, pengertian penataan ruang tidak terbatas pada proses perencanaan tata ruang saja, namun lebih dari itu termasuk proses pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Perencanaan tata ruang dibedakan atas hirarki rencana yang meliputi : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, Propinsi, Kabupaten dan Kota, serta rencana-rencana yang sifatnya lebih rinci ; pemanfaatan ruang merupakan wujud operasionaliasi rencana tata ruang atau pelaksanaan pembangunan; dan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas mekanisme perizinan dan penertiban terhadap pelaksanaan pembangunan agar tetap sesuai dengan RTRW-nya. Selain merupakan proses, penataan ruang sekaligus juga merupakan instrumen yang memiliki landasan hukum untuk mewujudkan sasaran pengembangan wilayah.

2.Rencana tata ruang pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang dilakukan agar interaksi manusia/makhluk hidup dengan lingkungannya dapat berjalan serasi, selaras, seimbang untuk tercapainya kesejahteraan manusia/makhluk hidup serta kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan (development sustainability).

3.Aspek teknis penataan ruang dibedakan berdasarkan hirarki rencana. RTRWN merupakan perencanaan makro strategis jangka panjang dengan horizon waktu hingga 25 - 50 tahun ke depan dengan menggunakan skala ketelitian 1 : 1,000,000. RTRW Propinsi merupakan perencanaan makro strategis jangka menengah dengan horizon waktu 15 tahun pada skala ketelitian 1 : 250,000. Sementara, RTRW Kabupaten dan Kota merupakan perencanaan mikro operasional jangka menengah (5-10 tahun) dengan skala ketelitian 1 : 20,000 hingga 100,000, yang kemudian diikuti dengan rencana-rencana rinci yang bersifat mikro-operasional jangka pendek dengan skala ketelitian dibawah 1 : 5,000.

4.Kawasan pesisir pada dasarnya merupakan interface antara kawasan laut dan darat yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lainnya, baik secara bio-geofisik maupun sosial-ekonomi. Kawasan ini terdiri dari habitat dan ekosistem yang menyediakan barang dan jasa (goods and services) bagi komunitas pesisir dan pemanfaat lainnya (beneficiaries).

5.Bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, pesisir merupakan kawasan strategis dengan berbagai keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimilikinya sehingga berpotensi menjadi prime mover pembangunan nasional. Karakteristik wilayah pesisir Indonesia diantaranya adalah :
Meliputi 81,000 km panjang garis pantai dengan 17,508 pulau yang sangat beraneka ragam karakteristiknya.
Dihuni tidak kurang dari 110 juta jiwa atau 60% dari penduduk Indonesia yang bertempat tinggal dalam radius 50 km dari garis pantai.1 Dapat dikatakan bahwa wilayah ini merupakan cikal bakal perkembangan urbanisasi Indonesia pada masa yang akan datang.
Terdapat 47 kota pantai mulai dari Sabang hingga Jayapura sebagai pusat pelayanan aktivitas sosial-ekonomi pada 37 kawasan andalan laut sekaligus sebagai pusat pertumbuhan kawasan pesisir.
Mengandung potensi sumber daya kelautan yang sangat kaya, seperti (a) pertambangan dengan diketahuinya 60 cekungan minyak, (b) perikanan dengan potensi 6,7 juta ton/tahun yang tersebar pada 9 dari 17 titik penangkapan ikan dunia; (c) pariwisata bahari yang diakui dunia dengan keberadaan 21 spot potensial, dan (d) keanekaragaman hayati yang sangat tinggi (natural biodiversity).
Wilayah ini merupakan sumber daya masa depan (future resources) dengan memperhatikan berbagai potensinya yang pada saat ini belum dikembangkan secara optimal. Sebagai contoh, dari keseluruhan potensi sumber daya perikanan yang ada maka secara agregat nasional baru sekitar 58,5% dari potensi lestarinya yang termanfaatkan. Sementara itu, ditinjau dari nilai investasi yang masuk, maka besaran investasi domestik dan luar negeri pada bidang kelautan dan perikanan selama 30 tahun tidak lebih dari 2% dari total investasi di Indonesia.
Pesisir merupakan kawasan perbatasan antar-negara maupun antar-daerah yang sensitif yang memiliki implikasi terhadap pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

6.Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur global – termasuk Indonesia – yang terjadi pada kisaran 1,5–40 Celcius pada akhir abad 21.2

7.Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus diberikan pada antisipasi terhadap dua dampak pemanasan global, yakni : kenaikan muka air laut (sea level rise) dan banjir.

II. Dampak Kenaikan Permukaan Air Laut dan Banjir terhadap Kondisi Lingkungan Bio-geofisik dan Sosial-Ekonomi Masyarakat.

8.Walaupun dampak kenaikan permukaan air laut dan banjir yang sesungguhnya masih menjadi debat dalam dunia riset, dalam makalah ini dapat dikemukakan skenario kenaikan muka air laut yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (1990), dimana disebutkan adanya 3 (tiga) skenario kenaikan permukaan air laut (sea level rise). Beberapa studi yang dilakukan untuk Indonesia menggunakan skenario moderat yakni kenaikan sebesar  60 cm hingga akhir abad 21 sebagai pijakan.
1.Kenaikan muka air laut secara umum akan mengakibatkan dampak sebagai berikut : (a) meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir, (b) perubahan arus laut dan meluasnya kerusakan mangrove, (c) meluasnya intrusi air laut, (d) ancaman terhadap kegiatan sosial-ekonomi masyarakat pesisir, dan (e) berkurangnya luas daratan atau hilangnya pulau-pulau kecil.
2.Meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir disebabkan oleh terjadinya pola hujan yang acak dan musim hujan yang pendek sementara curah hujan sangat tinggi (kejadian ekstrim). Kemungkinan lainnya adalah akibat terjadinya efek backwater dari wilayah pesisir ke darat. Frekuensi dan intensitas banjir diprediksikan terjadi 9 kali lebih besar pada dekade mendatang dimana 80% peningkatan banjir tersebut terjadi di Asia Selatan dan Tenggara (termasuk Indonesia) dengan luas genangan banjir mencapai 2 juta mil persegi.1 Peningkatan volume air pada kawasan pesisir akan memberikan efek akumulatif apabila kenaikan muka air laut serta peningkatan frekuensi dan intensitas hujan terjadi dalam kurun waktu yang bersamaan.
3.Kenaikan muka air laut selain mengakibatkan perubahan arus laut pada wilayah pesisir juga mengakibatkan rusaknya ekosistem mangrove, yang pada saat ini saja kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Luas hutan mangrove di Indonesia terus mengalami penurunan dari 5.209.543 ha (1982) menurun menjadi 3.235.700 ha (1987) dan menurun lagi hingga 2.496.185 ha (1993). Dalam kurun waktu 10 tahun (1982-1993), telah terjadi penurunan hutan mangrove  50% dari total luasan semula. Apabila keberadaan mangrove tidak dapat dipertahankan lagi, maka : abrasi pantai akan kerap terjadi karena tidak adanya penahan gelombang, pencemaran dari sungai ke laut akan meningkat karena tidak adanya filter polutan, dan zona budidaya aquaculture pun akan terancam dengan sendirinya.
4.Meluasnya intrusi air laut selain diakibatkan oleh terjadinya kenaikan muka air laut juga dipicu oleh terjadinya land subsidence akibat penghisapan air tanah secara berlebihan. Sebagai contoh, diperkirakan pada periode antara 2050 hingga 2070, maka intrusi air laut akan mencakup 50% dari luas wilayah Jakarta Utara.
5.Gangguan terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang terjadi diantaranya adalah : (a) gangguan terhadap jaringan jalan lintas dan kereta api di Pantura Jawa dan Timur-Selatan Sumatera ; (b) genangan terhadap permukiman penduduk pada kota-kota pesisir yang berada pada wilayah Pantura Jawa, Sumatera bagian Timur, Kalimantan bagian Selatan, Sulawesi bagian Barat Daya, dan beberapa spot pesisir di Papua ; (c) hilangnya lahan-lahan budidaya seperti sawah, payau, kolam ikan, dan mangrove seluas 3,4 juta hektar atau setara dengan US$ 11,307 juta ; gambaran ini bahkan menjadi lebih ‘buram’ apabila dikaitkan dengan keberadaan sentra-sentra produksi pangan yang hanya berkisar 4 % saja dari keseluruhan luas wilayah nasional,2 dan (d) penurunan produktivitas lahan pada sentra-sentra pangan, seperti di DAS Citarum, Brantas, dan Saddang yang sangat krusial bagi kelangsungan swasembada pangan di Indonesia.3 Adapun daerah-daerah di Indonesia yang potensial terkena dampak kenaikan muka air laut diperlihatkan pada Gambar 1 berikut.
6.Terancam berkurangnya luasan kawasan pesisir dan bahkan hilangnya pulau-pulau kecil yang dapat mencapai angka 2000 hingga 4000 pulau, tergantung dari kenaikan muka air laut yang terjadi. Dengan asumsi kemunduran garis pantai sejauh 25 meter, pada akhir abad 2100 lahan pesisir yang hilang mencapai 202.500 ha.4
7.Bagi Indonesia, dampak kenaikan muka air laut dan banjir lebih diperparah dengan pengurangan luas hutan tropis yang cukup signifikan, baik akibat kebakaran maupun akibat penggundulan. Data yang dihimpun dari The Georgetown – International Environmental Law Review (1999) menunjukkan bahwa pada kurun waktu 1997 – 1998 saja tidak kurang dari 1,7 juta hektar hutan terbakar di Sumatra dan Kalimantan akibat pengaruh El Nino. Bahkan WWF (2000) menyebutkan angka yang lebih besar, yakni antara 2 hingga 3,5 juta hektar pada periode yang sama. Apabila tidak diambil langkah-langkah yang tepat maka kerusakan hutan – khususnya yang berfungsi lindung – akan menyebabkan run-off yang besar pada kawasan hulu, meningkatkan resiko pendangkalan dan banjir pada wilayah hilir , serta memperluas kelangkaan air bersih pada jangka panjang.

III. Antisipasi Dampak Kenaikan Muka Air Laut dan Banjir melalui Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
8.Dengan memperhatikan dampak pemanasan global yang memiliki skala nasional dan dimensi waktu yang berjangka panjang, maka keberadaan RTRWN menjadi sangat penting. Secara garis besar RTRWN yang telah ditetapkan aspek legalitasnya melalui PP No.47/1997 sebagai penjabaran pasal 20 dari UU No.24/1992 tentang Penataan Ruang memuat arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang negara yang memperlihatkan adanya pola dan struktur wilayah nasional yang ingin dicapai pada masa yang akan datang.
9.Pola pemanfaatan ruang wilayah nasional memuat : (a) arahan kebijakan dan kriteria pengelolaan kawasan lindung (termasuk kawasan rawan bencana seperti kawasan rawan gelombang pasang dan banjir) ; dan (b) arahan kebijakan dan kriteria pengelolaan kawasan budidaya (hutan produksi, pertanian, pertambangan, pariwisata, permukiman, dsb). Sementara struktur pemanfaatan ruang wilayah nasional mencakup : (a) arahan pengembangan sistem permukiman nasional dan (b) arahan pengembangan sistem prasarana wilayah nasional (seperti jaringan transportasi, kelistrikan, sumber daya air, dan air baku)
10.Sesuai dengan dinamika pembangunan dan lingkungan strategis yang terus berubah, maka dirasakan adanya kebutuhan untuk mengkajiulang (review) materi pengaturan RTRWN (PP 47/1997) agar senantiasa dapat merespons isu-isu dan tuntutan pengembangan wilayah nasional ke depan. (mohon periksa Tabel 3 pada Lampiran). Oleh karenanya, pada saat ini Pemerintah tengah mengkajiulang RTRWN yang diselenggarakan dengan memperhatikan perubahan lingkungan strategis ataupun paradigma baru sebagai berikut :
(1)globalisasi ekonomi dan implikasinya,
(2)otonomi daerah dan implikasinya,
(3)penanganan kawasan perbatasan antar negara dan sinkronisasinya,
(4)pengembangan kemaritiman/sumber daya kelautan,
(5)pengembangan kawasan tertinggal untuk pengentasan kemiskinan dan krisis ekonomi,
(6)daur ulang hidrologi,
(7)penanganan land subsidence,
(8)pemanfaatan jalur ALKI untuk prosperity dan security, serta
(9)pemanasan global dan berbagai dampaknya.

11.Dengan demikian, maka aspek kenaikan muka air laut dan banjir seyogyanya akan menjadi salah satu masukan yang signifikan bagi kebijakan dan strategi pengembangan wilayah nasional yang termuat didalam RTRWN khususnya bagi pengembangan kawasan pesisir mengingat : (a) besarnya konsentrasi penduduk yang menghuni kawasan pesisir khususnya pada kota-kota pantai, (b) besarnya potensi ekonomi yang dimiliki kawasan pesisir, (c) pemanfaatan ruang wilayah pesisir yang belum mencerminkan adanya sinergi antara kepentingan ekonomi dengan lingkungan, (d) tingginya konflik pemanfaatan ruang lintas sektor dan lintas wilayah, serta (e) belum terciptanya keterkaitan fungsional antara kawasan hulu dan hilir, yang cenderung merugikan kawasan pesisir.
12.Berdasarkan studi yang dilakukan oleh ADB (1994), maka dampak kenaikan muka air laut dan banjir diperkirakan akan memberikan gangguan yang serius terhadap wilayah-wilayah seperti : Pantura Jawa, Sumatera bagian Timur, Kalimantan bagian Selatan, Sulawesi bagian Barat Daya, dan beberapa spot pada pesisir Barat Papua
13.Untuk kawasan budidaya, maka perhatian yang lebih besar perlu diberikan untuk kota-kota pantai yang memiliki peran strategis bagi kawasan pesisir, yakni sebagai pusat pertumbuhan kawasan yang memberikan pelayanan ekonomi, sosial, dan pemerintahan bagi kawasan tersebut. Kota-kota pantai yang diperkirakan mengalami ancaman dari kenaikan muka air laut diantaranya adalah Lhokseumawe, Belawan, Bagansiapi-api, Batam, Kalianda, Jakarta, Tegal, Semarang, Surabaya, Singkawang, Ketapang, Makassar, Pare-Pare, Sinjai. (Selengkapnya mohon periksa Tabel 1 pada Lampiran)..
14.Kawasan-kawasan fungsional yang perlu mendapatkan perhatian terkait dengan kenaikan muka air laut dan banjir meliputi 29 kawasan andalan, 11 kawasan tertentu, dan 19 kawasan tertinggal. (selengkapnya mohon periksa Tabel 2 pada Lampiran).
15.Perhatian khusus perlu diberikan dalam pengembangan arahan kebijakan dan kriteria pengelolaan prasarana wilayah yang penting artinya bagi pengembangan perekonomian nasional, namun memiliki kerentanan terhadap dampak kenaikan muka air laut dan banjir, seperti :
(1)sebagian ruas-ruas jalan Lintas Timur Sumatera (dari Lhokseumawe hingga Bandar Lampung sepanjang  1600 km) dan sebagian jalan Lintas Pantura Jawa (dari Jakarta hingga Surabaya sepanjang  900 km) serta sebagian Lintas Tengah Sulawesi (dari Pare-pare, Makassar hingga Bulukumba sepanjang  250 km).
(2)beberapa pelabuhan strategis nasional, seperti Belawan (Medan), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Mas (Semarang), Pontianak, Tanjung Perak (Surabaya), serta pelabuhan Makassar.
(3)Jaringan irigasi pada wilayah sentra pangan seperti Pantura Jawa, Sumatera bagian Timur dan Sulawesi bagian Selatan.
(4)Beberapa Bandara strategis seperti Medan, Jakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan Semarang.

16.Untuk kawasan lindung pada RTRWN, maka arahan kebijakan dan kriteria pola pengelolaan kawasan rawan bencana alam, suaka alam-margasatwa, pelestarian alam, dan kawasan perlindungan setempat (sempadan pantai, dan sungai) perlu dirumuskan untuk dapat mengantisipasi berbagai kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi.
17.Selain antisipasi yang bersifat makro-strategis diatas, diperlukan pula antisipasi dampak kenaikan muka air laut dan banjir yang bersifat mikro-operasional. Pada tataran mikro, maka pengembangan kawasan budidaya pada kawasan pesisir selayaknya dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa alternatif yang direkomendasikan oleh IPCC (1990) sebagai berikut :
Relokasi ; alternatif ini dikembangkan apabila dampak ekonomi dan lingkungan akibat kenaikan muka air laut dan banjir sangat besar sehingga kawasan budidaya perlu dialihkan lebih menjauh dari garis pantai. Dalam kondisi ekstrim, bahkan, perlu dipertimbangkan untuk menghindari sama sekali kawasan-kawasan yang memiliki kerentanan sangat tinggi.
Akomodasi ; alternatif ini bersifat penyesuaian terhadap perubahan alam atau resiko dampak yang mungkin terjadi seperti reklamasi, peninggian bangunan atau perubahan agriculture menjadi budidaya air payau (aquaculture) ; area-area yang tergenangi tidak terhindarkan, namun diharapkan tidak menimbulkan ancaman yang serius bagi keselamatan jiwa, asset dan aktivitas sosial-ekonomi serta lingkungan sekitar.
Proteksi ; alternatif ini memiliki dua kemungkinan, yakni yang bersifat hard structure seperti pembangunan penahan gelombang (breakwater) atau tanggul banjir (seawalls) dan yang bersifat soft structure seperti revegetasi mangrove atau penimbunan pasir (beach nourishment). Walaupun cenderung defensif terhadap perubahan alam, alternatif ini perlu dilakukan secara hati-hati dengan tetap mempertimbangkan proses alam yang terjadi sesuai dengan prinsip “working with nature”.
18. Sedangkan untuk kawasan lindung, prioritas penanganan perlu diberikan untuk sempadan pantai, sempadan sungai, mangrove, terumbu karang, suaka alam margasatwa/cagar alam/habitat flora-fauna, dan kawasan-kawasan yang sensitif secara ekologis atau memiliki kerentanan tinggi terhadap perubahan alam atau kawasan yang bermasalah. Untuk pulau-pulau kecil maka perlindungan perlu diberikan untuk pulau-pulau yang memiliki fungsi khusus, seperti tempat transit fauna, habitat flora dan fauna langka/dilindungi, kepentingan hankam, dan sebagainya.
19.Agar prinsip keterpaduan pengelolaan pembangunan kawasan pesisir benar-benar dapat diwujudkan, maka pelestarian kawasan lindung pada bagian hulu – khususnya hutan tropis - perlu pula mendapatkan perhatian. Hal ini penting agar laju pemanasan global dapat dikurangi, sekaligus mengurangi peningkatan skala dampak pada kawasan pesisir yang berada di kawasan hilir.

IV. Kebutuhan Intervensi Kebijakan Penataan Ruang dalam rangka Mengantisipasi Dampak Pemanasan Global terhadap Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
20.Dalam kerangka kebijakan penataan ruang, maka RTRWN merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dapat dimanfaatkan untuk dampak pemanasan global terhadap kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. Namun demikian, selain penyiapan RTRWN ditempuh pula kebijakan untuk revitalisasi dan operasionalisasi rencana tata ruang yang berorientasi kepada pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dengan tingkat kedalaman yang lebih rinci.
21.Intervensi kebijakan penataan ruang diatas pada dasarnya ditempuh untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut :
Mewujudkan pembangunan berkelanjutan pada kawasan pesisir, termasuk kota-kota pantai dengan segenap penghuni dan kelengkapannya (prasarana dan sarana) sehingga fungsi-fungsi kawasan dan kota sebagai sumber pangan (source of nourishment) dapat tetap berlangsung.
Mengurangi kerentanan (vulnerability) dari kawasan pesisir dan para pemukimnya (inhabitants) dari ancaman kenaikan muka air laut, banjir, abrasi, dan ancaman alam (natural hazards) lainnya.
Mempertahankan berlangsungnya proses ekologis esensial sebagai sistem pendukung kehidupan dan keanekaragaman hayati pada wilayah pesisir agar tetap lestari yang dicapai melalui keterpaduan pengelolaan sumber daya alam dari hulu hingga ke hilir (integrated coastal zone management).
22.Untuk mendukung tercapainya upaya revitalisasi dan operasionalisasi rencana tata ruang, maka diperlukan dukungan-dukungan, seperti : (a) penyiapan Pedoman dan Norma, Standar, Prosedur dan Manual (NSPM) untuk percepatan desentralisasi bidang penataan ruang ke daerah - khususnya untuk penataan ruang dan pengelolaan sumber daya kawasan pesisir/tepi air; (b) peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia serta pemantapan format dan mekanisme kelembagaan penataan ruang, (c) sosialisasi produk-produk penataan ruang kepada masyarakat melalui public awareness campaig, (d) penyiapan dukungan sistem informasi dan database pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang memadai, serta (e) penyiapan peta-peta yang dapat digunakan sebagai alat mewujudkan keterpaduan pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-kecil sekaligus menghindari terjadinya konflik lintas batas.
23.Selanjutnya, untuk dapat mengelola pembangunan kawasan pesisir secara efisien dan efektif, diperlukan strategi pendayagunaan penataan ruang yang senada dengan semangat otonomi daerah yang disusun dengan memperhatikan faktor-faktor berikut :
a.Keterpaduan yang bersifat lintas sektoral dan lintas wilayah dalam konteks pengembangan kawasan pesisir sehingga tercipta konsistensi pengelolaan pembangunan sektor dan wilayah terhadap rencana tata ruang kawasan pesisir.
b.Pendekatan bottom-up atau mengedepankan peran masyarakat (participatory planning process) dalam pelaksanaan pembangunan kawasan pesisir yang transparan dan accountable agar lebih akomodatif terhadap berbagai masukan dan aspirasi seluruh stakeholders dalam pelaksanaan pembangunan.
c.Kerjasama antar wilayah (antar propinsi, kabupaten maupun kota-kota pantai, antara kawasan perkotaan dengan perdesaan, serta antara kawasan hulu dan hilir) sehingga tercipta sinergi pembangunan kawasan pesisir dengan memperhatikan inisiatif, potensi dan keunggulan lokal, sekaligus reduksi potensi konflik lintas wilayah
d.Penegakan hukum yang konsisten dan konsekuen – baik PP, Keppres, maupun Perda - untuk menghindari kepentingan sepihak dan untuk terlaksananya role sharing yang ‘seimbang’ antar unsur-unsur stakeholders.


Read More..

TANYA-JAWAB Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Apakah yang dimaksud dengan Efek Rumah Kaca (ERK) dan penyebabnya?

Efek Rumah Kaca dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses. Pada kenyataannya, di lapisan atmosfer terdapat selimut gas. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Nah, panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang.

Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan rumah kaca.

Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di atmosfer (Gas Rumah Kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Semua proses itu lah yang disebut Efek Rumah Kaca. Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dampak dari Efek Rumah Kaca.

Apakah Efek Rumah Kaca merupakan proses alami?


Ya! Efek Rumah Kaca terjadi alami karena memungkinkan kelangsungan hidup semua makhluk di bumi. Tanpa adanya Gas Rumah Kaca, seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Sejak awal jaman industrialisasi, awal akhir abad ke-17, konsentrasi Gas Rumah Kaca meningkat drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0.5 – 0.6 derajat Celcius akibat emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia.

· Apa buktinya bahwa Efek Rumah Kaca itu benar-benar terjadi ?
Melalui beberapa bukti berikut:
- Pertama, berdasarkan ilmu fisika, beberapa gas mempunyai kemampuan untuk menahan panas. Tak ada yang patut diragukan dari pernyataan ini.
- Kedua, pengukuran yang dilakukan sejak tahun 1950-an menunjukkan tingkat konsentrasi Gas Rumah Kaca meningkat secara tetap, dan peningkatan ini berhubungan dengan emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan industri dan berbagai aktivitas manusia lainnya.
- Ketiga, penelitian menunjukkan udara yang terperangkap di dalam gunung es telah berusia 250 ribu tahun .
Artinya:
· Konsentrasi Gas Rumah Kaca di udara berbeda-beda di masa lalu dan masa kini. Perbedaan ini menunjukkan adanya perubahan temperatur
· Konsentrasi Gas Rumah Kaca terbukti meningkat sejak masa praindustri.

Apa sajakah yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca?

Yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sampai sulfur heksafluorida (SF6). Jenis GRK yang memberikan sumbangan paling besar bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana, dan dinitro oksida. Sebagian besar dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) di sektor energi dan transport, penggundulan hutan , dan pertanian . Sementara, untuk gas rumah kaca lainnya (HFC, PFC, SF6 ) hanya menyumbang kurang dari 1% .

· Darimanakah emisi karbondioksida dihasilkan ?
Sumber-sumber emisi karbondioksida secara global dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) :
- 36% dari industri energi (pembangkit listrik/kilang minyak, dll)
- 27% dari sektor transportasi
- 21% dari sektor industri
- 15% dari sektor rumah tangga & jasa
- 1% dari sektor lain -lain.

· Apakah penghasil utama emisi karbondioksida?
Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global ada 2 macam.
Pertama, pembangkit listrik bertenaga batubara. Pembangkit listrik ini membuang energi 2 kali lipat dari energi yang dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100 unit, sementara energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit! Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batubara akan mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun!
Kedua, pembakaran kendaraan bermotor. Kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar sebanyak 7,8 liter per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, maka setiap tahunnya akan mengemisikan 3 ton karbondioksida ke udara! Bayangkan jika jumlah kendaraan bermotor di Jakarta lebih dari 4 juta kendaraan! Berapa ton karbondioksida yang masuk ke atmosfer per tahun?

· Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi kontribusi Gas Rumah Kaca?
Penting diingat, emisi Gas Rumah Kaca harus dikurangi! Jadi harus dibangun sistem industri dan transportasi yang TIDAK bergantung pada bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Kalau perlu, TIDAK menggunakannya SAMA SEKALI! Karena Perubahan Iklim adalah masalah global, penyelesaiannya pun mesti secara internasional. Langkah pertama yang dilakukan adalah pembuatan Kerangka Konvensi untuk Perubahan Iklim (Framework Convention on Climate Change) tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brazil, yang ditandatangani oleh 167 negara. Kerangka konvensi ini mengikat secara moral semua negara-negara industri untuk menstabilkan emisi karbondioksida mereka. Sayangnya, hanya sedikit negara industri yang memenuhi target. Langkah selanjutnya berarti membuat komitmen yang mengikat secara hukum dan memperkuatnya dalam sebuah protokol. Dibuat lah Kyoto Protocol atau Protokol Kyoto. Tujuannya: mengharuskan negara-negara industri menurunkan emisinya secara kolektif sebesar 5,2 persen dari tingkat emisi tahun 1990.

· Siapakah penghasil emisi karbondioksida paling besar?
Setiap kepala penduduk di negara barat mengeluarkan emisi karbondioksida 25 kali lebih banyak daripada penduduk di negara-negara berkembang! Lima pengemisi karbondioksida terbesar di dunia adalah Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Inggris, dan Jepang. Ini yang menyebabkan PHal ini yang menyebabkan Protokol Kyoto HANYA mengharuskan negara-negara maju, yang juga kaya, untuk menurunkan emisinya lebih dahulu. Ironisnya, Cina sebagai negara berkembang menunjukkan sikap kepemimpinan dalam menanggapi isu Perubahan Iklim , berkebalikan dengan negara-negara industri yang kian terpuruk. Emisi karbondioksida Cina pada tahun 1998 turun hingga 4% dengan tingkat ekonomi naik hingga lebih dari 7%.

· Negara manakah yang menyumbang Gas Rumah Kaca terbesar?
Data terakhir menunjuk pada Amerika Serikat sebagai penyumbang 720 juta ton Gas Rumah Kaca setara karbondioksida—setara dengan 25% emisi total dunia atau 20,5 ton per kapita. Emisi Gas Rumah Kaca pembangkit listrik di Amerika Serikat saja masih jauh lebih besar bila dibandingkan dengan total jumlah emisi 146 negara (tigaperempat negara di dunia)! Sektor energi menyumbang sepertiga total emisi Gas Rumah Kaca Amerika Serikat. Emisi Gas Rumah Kaca sektor energi Amerika Serikat lebih besar dua kali lipat dari emisi Gas Rumah Kaca India. Dan , total emisi Gas Rumah Kaca Amerika Serikat lebih besar dua kali lipat emisi Gas Rumah Kaca Cina. Emisi total dari negaranegara berkembang besar , seperti Korea, Meksiko, Afrika Selatan, Brazil, Indonesia, dan Argentina, tidak melebihi emisi Amerika Serikat.


Apakah yang dimaksud dengan Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate Change)?

Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan , di belahan bumi lain akan
mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.

·
Mengapa terjadi Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate
Change)?

Pemanasan Global dan Perubahan Iklim terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yang
berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta
kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian , dan peternakan. Aktivitas
manusia di kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung
menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah Gas
Rumah Kaca secara global.

·
Apakah perbedaan antara Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global, dan Perubahan
Iklim?

Istilah -istilah di atas seringkali digunakan untuk menggambarkan hubungan sebabakibat. Efek Rumah Kaca adalah penyebab, sementara Pemanasan Global dan Perubahan Iklim adalah akibat.

Efek Rumah Kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas (atau energi) di atmosfer bumi. Dengan adanya akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim global melakukan penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksud salah satunya peningkatan temperatur bumi, kemudian disebut Pemanasan Global dan berubahnya iklim regional—pola curah hujan, penguapan, pembentukan awam—atau Perubahan Iklim.

· Apa sajakah dampak-dampak Perubahan Iklim?
Pada tahun 2100, temperatur atmosfer akan meningkat 1.5 – 4.5 derajat Celcius, jika pendekatan yang digunakan “melihat dan menunggu, tanpa melakukan apa-apa” (wait and see, and do nothing)!

Dampak-dampak lainnya:
- Musnahnya berbagai jenis keanekrag aman hayati
- Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
- Mencairnya es dan glasier di kutub
- Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan
- Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.
- Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia
- Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
- Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah -daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk)
- Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.

· Apakah yang diprediksikan para ahli mengenai Perubahan Iklim?

Pada tahun 1988, Badan PBB untuk lingkungan (United Nations Enviroment Programme) dan organisasi meteorologi dunia (World Meteorology Organization) mendirikan sebuah panel antar pemerintah untuk perubahan iklim (Intergovernmental Pan el on Climate Change/IPCC) yang terdiri atas 300 lebih pakar Perubahan Iklim dari seluruh dunia. Pada tahun 1990 dan 1992, IPCC menyimpulkan bahwa penggandaan jumlah Gas Rumah Kaca di atmosfer mengarah pada konsekuensi serius bagi masalah sosial, ekonomi, dan sistem alam di dunia.

Selain itu, IPCC menyimpulkan bahwa emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia juga memberikan kontribusi pada Gas Rumah Kaca alami dan akan menyebabkan atmosfer bertambah panas. IPCC memperkirakan penggandaan emisi Gas Rumah Kaca akan menyebabkan Pemanasan Global sebesar 1,5 –4,5 derajat Celcius.

· Pemanasan Global dan Perubahan Iklim, apakah masih diperdebatkan?

Di dunia ilmu pengetahuan sudah tidak mempertentangkan lagi apakah Perubahan Iklim adalah masalah serius atau tidak. Kaum ilmuwan lebih menyibukkan diri pada bagaimana Perubahan Iklim itu terjadi, apa efek yang ditimbulkan, bagaimana mendeteksikannya, dan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampaknya.

·
Bagaimana kita dapat meramalkan Perubahan Iklim sementara kita tidak dapat meramalkan cuaca ?

Penting untuk di mengerti perbedaan antara iklim dan cuaca.
Iklim
à pola cuaca umum yang terjadi selama bertahun-tahun dalam jangka waktu panjang , antara 30-100 tahun. Contoh: iklim tropis, sub-tropis, iklim panas, iklim dingin.
Cuaca
àkondisi harian gejala alam, seperti suhu, curah hujan, tekanan udara dan angin , yang terjadi dan berubah dalam waktu singkat. Contoh: cerah berawan, hujan badai, dll.

· Apakah El Nino ada hubungannya dengan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim?

El Nino adalah fenomena alami yang telah terjadi sejak berabad-abad yang lalu, walaupun tidak selalu dengan pola yang sama. Ia merupakan gelombang panas di garis ekuator Samudera Pasifik. Kini, El Nino muncul setiap 2 – 7 tahun, lebih kuat dan berkontribusi pada peningkatan temperatur bumi. Dampaknya dapat dirasakan di seluruh dunia dan menunjukkan bahwa iklim di bumi benar -benar berhubungan. Para ilmuwan menguji bagaimana Pemanasan Global yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dapat mempengaruhi El Nino: akumulasi Gas Rumah Kaca di atmosfer “membantu” menyuntikkan panas ke Samudera Pasifik. Oleh karena itu, El Nino muncul lebih sering dan lebih ganas dari sebelumnya.

·
Apakah penipisan lapizan ozon ada hubungan nya dengan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim?

Masalah lingkungan dan kesehatan manusia yang terkait dengan penipisan lapisan ozon sesungguhnya berbeda dengan resiko yang dihadapi manusia dari akibat Pemansan Global. Walaupun begitu, kedua fenomena tersebut saling berhubungan. Beberapa polutan (zat pencemar) memberikan kontribusi yang sama terhadap penipisan lapisan ozon dan Pemanasan Global.

Penipisan lapisan ozon mengakibatkan masuknya lebih banyak radiasi sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya masuk ke permukaan bumi. Namun, meningkatnya radiasi sinar UV bukanlah penyebab terjadinya Pemanasan Global, melainkan kanker kulit, penyakit katarak, menurunnya kekebalan tubuh manusia, dan menurunnya hasil panen.

Penipisan lapisan ozon terutama disebabkan oleh chlorofluorcarbon (CFC). Saat ini negara-negara industri sudah tidak memproduksi dan menggunakan CFC lagi. Dan, dalam waktu dekat, CFC akan benar -benar dihapus di seluruh dunia. Seperti halnya karbondioksida, CFC juga merupakan Gas Rumah Kaca dan berpotensi terhadap Pemanasan Global jauh lebih tinggi dibanding karbondioksida sehingga dampak akumulasi CFC di atmosfer mempercepat laju Pemanasan Global. CFC akan tetap berada di atmosfer dalam waktu sangat lama, berabad -abad. Artinya, kontribusi CFC terhadap penipisan lapisan ozon dan Perubahan Iklim akan berlangsung dalam waktu sangat lama.

·
Apa yang bisa dilakukan oleh negara-negara di dunia untuk menghentikan Pemanasan Global?

Working GroupIII—IPCC membuat studi teknologi dan ekonomi secara literatur untuk menunjukkan kebijakan berorientasi pasar yang dirancang sungguh -sungguh agar dapat mengurangi emisi Gas Rumah Kaca sekaligus kebijakan pembiayaan untuk menghadapi dampak Perubahan Iklim. Studi ini dibuat agar akibat dari Pemanasan Global dan Perubahan Iklim tetap dapat memberikan manfaat ekonomi, termasuk lebih banyak sistem energi yang cost-effective, terjadinya inovasi teknologi yang lebih cepat, mengurangi pengeluaran untuk subsidi yang tidak tepat, dan pasar yang lebih efisien.

Pada intinya negara-negara di dunia berusaha melakukan efisiensi energi dan memasyarakatkan penggunaan energi yang dapat diperbarui (renewable energy) untuk mengurangi atau bahkan menghentikan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Denmark adalah salah satu negara yang tetap menikmati pertumbuhan ekonomi yang kuat meskipun harus mengurangi emisi Gas Rumah Kaca.

Di bawah ini adalah situs-situs web yang dapat dipergunakan sehubungan dengan
masalah pemanasan global dan perubahan iklim:

· www.ipcc.ch
· www.unfccc.int
· www.climateark.org
· www.greenpeaceusa.org/climate
· www.epa.gov/globalwarming
· www.ncdc.noaa.gov/ol/climate/globalwarming.html
· www.climatehotmap.org/
· globalwarming.enviroweb.org/
· www.worldwildlife.org/climate/climate.cfm
· www.panda.org/climate/



Read More..

Kabar-kabar Tim ITS

      Rumah makan milik Herman di Jatirejo, yang dihiasi semburan air bercampur pasir di bekas , Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, mencapai 518 meter kubik per hari atau setara dengan daya muat 52 truk pengangkut pasir.
      Tim ITS mengukur tekanan air, Pengukuran tekanan dengan alat manometer ini diperlukan untuk eksperimen menutup semburan dengan Prinsip Bernoulli.
      Dalam pengukuran tersebut tercatat tekanan semburan sebesar 1,8 kilogram/sentimeter persegi (kg/cm).
Read More..

Tanah Longsor

Oleh : Fajar G


1.Sebab
        Tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi di mana terjadi pergerakan tanah seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang mempengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
erosi yang disebabkan sungai-sungai atau gelombang laut yang menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam
lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
gempa bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng yang lemah
gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
getaran dari mesin, lalu lintas, pengunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju

2.Akibat
    -Warga bisa kehilangan tempat tinggal
    -Bisa menimbulkan korban
Read More..

Tsunami

Oleh : Fajar G

Tsunami tahun 2004 di Thailand

1.Penyebab
        Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami. Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai, tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.


2.Akibat Tsunami yang terjadi 25 desember 2004
   
       -Erosi
       -Menelan korban jiwa lebih dari 250.000 di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika
       -Hancurnya bangunan bangunan
       -Pantai tergenang Lumpur yang mencapai 20 cm
       -Sawah warga tidak bisa ditanami karena kadar garam yang cukup tinggi
       -Infrastruktur usahatani, seperti jaringan irigasi, bangunan irigasi, jaringan saluran tingkat          usahatani, jalan usahatani, pematang, terasering (lahan kering) serta bangunan petakan          lahan usahatani pun tak luput dari kerusakan. Disamping itu juga berbagai peralatan,          seperti hand tractor, pompa air, traktor besar, alat pengolah nilam, karet, minyak kelapa,          dan pengolah dendeng ikut rusak.
       -Setidaknya 78.450 ekor sapi, 62.561 ekor kerbau, domba 16.133 ekor, kambing 73.100          ekor, dan unggas 1.624.431 ekor mati atau hilang
       -FAO memperkirakan kehilangan produksi bidang pertanian mencapai US$ 78,8 juta, dan          prakiraan kerusakan infrastruktur pertanian sebesar US$ 33,4 juta..

3.Penanggulangan

       -Memasang system peringatan dini
       -Melakukan pelatihan
       -Memberi bantuan, berupa obat obatan, makanan, air bersih, pakaian, selimut, uang, dan          tenaga
Read More..

Pemanasan Global

Oleh : Fajar G

Dampak dari global warming yang menyebabkan melelehnya es di kutub utara

1.Penyebab
          Efek rumah kaca, Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dengan efek rumah kaca (tanpanya suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi). Akan tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.

2.Dampak
          Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautanKetika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 - 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai. Juga membuat beberapa jenis tumbuhan dan hewan terancam punah, dengan bertambahnya suhu bumi.

3.Pencegahan makin panasnya Bumi
      -Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor
      -Menggunakan sepeda, bila ingin pergi dengan jarak cukup dekat
      -Mengurangi pemakaian plastic. Karena plastic tidak bisa diuraikan, jadi plastic akan dibakar,         gas yang dihasilkan dari pembakaran plastic adalah salah satu penyebab rumah kaca.         Contoh: bila hanya belanja sedikit lebih baik tidak pakai plastic, atau membawa tas belanja.
      -Mengurangi pemakaian kertas dan tissue , karena kertas dan tissue terbuat dari pohon yang         berfungsi mengurangi CO2
      -Menggunakan bahan baker alternative yang ramah lingkungan
      -Menggunakan angkutan umum.
      -Mengurangi pemakaian AC. Karena ac menghasilkan cfc, salah satu penyebab rumah kaca
Read More..