Selamat Datang di Website Kami,

Kami adalah para pecinta bumi dari MANSDA SAVE EARTH CLUB. Anggota kami sementara masih 10 orang dari para guru maupun siswa.
Kami sangat prihatin ketika ambang kehancuran bumi ada di depan mata. Kayaknya kami tidak bisa hanya tinggal diam dan menutup mata pada realitas itu.
Kami peduli, namun kami masih baru melangkah. Namun, kami sangat yakin jejak langkah kami akan semakin jauh untuk menyelematkan bumi.
Anda mau bergabung? Luruskan niat dan tulus.
Save Earth, because We Love Our Earth !!

Salam,
MSEC

Selasa, 20 Januari 2009

Blue Energy


Tak banyak yang tahu, penemu bahan bakar blue energy yang sedang dikampanyekan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) ternyata berasal dari Nganjuk. Dia adalah Joko Suprapto, warga Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso.

"Kita ingin membuktikan kepada dunia internasional bahwa kita bukan bangsa miskin yang terombang-ambing harga minyak dunia. Bangsa Indonesia bisa menemukan bahan bakar sendiri," ucap Heru, staf khusus Presiden SBY.
Heru mengungkapkan bahwa bahan bakar hasil penelitian belasan tahun itu sangat irit. Sekitar satu lima belas (1 liter dibanding 15 kilometer). Untuk menempuh 374,5 kilometer, hanya butuh 25 liter.

Selain hemat dan mampu meningkatkan performa kendaraan, keunggulan bahan bakar tersebut adalah rendahnya emisi karbon yang dihasilkan. Ini sesuai dengan pesan UNFCCC (United Nations Framework Conference on Climate Change).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mencoba sendiri kinerja dari bahan bakar tersebut. Beliau sempat duduk di belakang knalpot bus sambil menciumi asapnya. Paspampres (pasukan pengamanan presiden) sempat kerepotan takut Presiden karacunan, ternyata tidak.

Penasaran, Wakil Bupati Nganjuk Djaelani Ishaq juga ikut mencoba mencium asap dari moncong knalpot bus. "Sama sekali tidak ada baunya," kata Djaelani setelah berkali-kali setelah mengisap asap tersebut.

Ditemani Joko, Heru mengungkapkan bahwa untuk memakai blue energy, mesin tidak perlu dimodifikasi. "Sama sekali tidak perlu ada modifikasi apa-apa. Ini kami bawa mobil berlainan tahun, semua bisa pakai," tandasnya.

Bahkan yang sebelumnya menggunakan solar dan di tengah jalan langsung diganti 100 persen dengan blue energy. Mobilnya malah semakin tidak ada getaran.

Prinsip utama penemuan tersebut ialah pemecahan molekul air menjadi H plus dan O2 min. Ada katalis dan proses-proses sampai menjadi bahan bakar dengan rangkaian karbon tertentu. Yang menarik, bahan dasar air yang digunakan adalah air laut. "Kalau air tanah bisa menyedot ribuan atau jutaan meter kubik. Kasihan masyarakat. Paling bagus nanti bahannya air laut," terang peneliti yang mengaku banyak mengambil ide dari Alquran itu.

1 komentar: